Kamis, 30 Januari 2014

Cerpen Kakakku Tersayang

Hai, penulis amatir balik lagi bawa cerpen baru!! Ini tuh udah malem tapi gue gak bisa tidur. Iseng, gue mau ngepost cerpen baru aja. Semoga kalian suka...

*****
 
        "Dek, ayo bangun udah pagi nih. Kamu gak mau terlambat kan?" Kata kak Zia yang sibuk membangunkanku.
        "Aduh kak, kenapa sih? Ini tuh masih pagi banget kali." Jawabku yang kembali tidur. Sepertinya kak Zia sudah sangat kesal.
        "Kamu itu gimana sih? Kakak susah-susah cari uang untuk sekolah kamu sama Bayu eh kamu malah males-malesan gini sekolahnya." Omel kakakku. Huh! Udah capek aku denger ocehan dia. Tiap pagi ngomongnya itu mulu.
        "Ya udah kalau kakak gak ikhlas biayain sekolah aku, mending gak usah aja. Lagian aku juga gak pernah minta untuk disekolahin." Jawabku kesal.
        "Bukan gitu maksud kakak. Udah cepat mandi sekarang juga gak ada alasan ini itu!" Suruh kak Zia. Dengan malas, aku melangkah ke kamar mandi dan bersiap untuk sekolah.
        Oh iya, namaku Silvi. Aku anak kedua dari 3 bersaudara. Aku duduk di kelas 3 SMPN 08. Adikku bernama Bayu. Dia masih kelas 4 di SDN Harapan Bintang. Kakakku bernama Zia. Kak Zia putus sekolah sejak 4 tahun yang lalu. Kalau saja Kak Zia tidak putus sekolah, mungkin sekarang ia duduk di kelas 2 SMA. Kami tinggal di sebuah gubuk tua di pemukiman kumuh.
        Hidupku bisa dibilang cukup susah. Yah, pas-pasan lah. Sebenarnya, aku lahir di keluarga yang berkecukupan atau bahkan lebih. Namun semua berubah ketika perusahaan ayah bangkrut dan ayah terbelit hutang yang cukup banyak. Ayah yang tertekan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Setelah Ayah meninggal, Bunda jadi sakit-sakitan, dan menyusul Ayah 2 bulan kemudian. Semenjak kejadian itu, Kak Zia yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Selain itu juga untuk biaya sekolahku dan Bayu
        "Kak Silvi udah bangun? Sini kak kita sarapan!" Ajak Bayu begitu aku keluar kamar dan tiba di ruang tengah.
        "Hhh... iya." Jawabku malas. Ku lihat kak Zia sedang membawa makanan dari dapur ke ruang tengah. Kuperhatikan sarapan kami kali ini. Hah, lagi-lagi tahu dan tempe dengan sedikit nasi. Aku bosan! Aku ingin bisa menikmati makanan enak seperti dulu.
        "Ayo dimakan mumpung masih anget." Ujar Kak Zia. Ku lihat Bayu makan dengan lahap sedangkan Kak Zia hanya makan setengah sendok nasi dengan lauk 1 buah tahu.
        "Aku gak mau makan!" Seruku yang membuat Bayu dan Kak Zia tersentak.
        "Kenapa? Kakak sakit?" Tanya Bayu.
        "Aku gak mau makan! Aku gak mau makan ini lagi. Aku bosan selalu makan hanya dengan tahu, tempe, serta sedikit nasi. Aku mau makan makanan enak seperti dulu lagi." Keluhku. Kak Zia menghela nafas.
        "Kakak ngerti, kakak tau. Kakak juga mau makan makanan yang enak lagi. Tapi liat kondisi kita sekarang Silvi. Untuk bisa membeli ini saja sangat susah. Kamu harus bisa ngerti keasaan kita sekarang. Kamu harus bisa menerimanya Silvi." Nasihat Kak Zia.
        "Tapi aku kangen kehidupan kita dulu. Aku Juga kangen sama ayah&bunda." kataku mulai menangis.
        "Bayu juga kak. Tapi kita harus bisa terima apa yang kita punya sekarang. Kita harus jalanin dengan sabar dan tabah." Jelas Bayu. Aku berhenti menangis dan langsung bersiap untuk berangkat sekolah.
        "Gak sarapan dulu?" Tanya Kak Zia. Aku menggeleng.
        "Aku jajan aja di sekolah. Minta uang jajan kak." Pintakku pada kak Zia.
        "Kita gak boleh boros Kak. Lagian kakak juga gak begitu butuh uang jajan kan? lebih baik uangnya ditabung aja atau buat beli makanan." Kata Bayu.
        "Aku gak mau tau! Kalau gak dikasih uang jajan aku gak mau sekolah." Aku berhenti memakai sepatuku yang sudah lumayan rusak ini.
        "Baiklah, tapi belajar yang rajin dan benar ya. Hati-hati yaa..." Pesan Kak Zia sambil memberikan selembar uang 5.000-an padaku. Bayu hanya memandangku tak suka. Egois memang, tapi aku masih belum bisa menerima keadaan ekonomi keluargaku sekarang. Akhirnya aku dan Bayu pamit pergi ke sekolah.
*****

        "Hai Va!!" Sapaku pada Irva, sahabatku. Irva menoleh. Ada apa sih di mading? Kok rame banget?" Tanyaku begitu melihat kerumunan anak-anak di sekitar mading.
        "Hai juga Vi. Itu loh, ada pengumuman kalau anak kelas 9 bakal ada acara study tour ke Jogja. Aku bingung sih, kita mau UN tapi malah ada study tour ke jogja, 3 hari pula. Yang mau ikut bayar Rp. 250. 000,00 gitu. Acaranya masih 2 bulan lagi tapi pengumumannya sekarang" Irva menjelaskan. Aku mengangguk mengerti.
        "Kamu ikut Va?" Tanyaku lagi.
        "Ikut dong, kalau kamu?" Jawab Irva.
        "Pasti! Siapa sih yang mau ketinggalan acara study tour ke luar kota begini? Bareng sama semua temen yang bentar lagi bakal pisah." Kataku yakin. Padahal belum tentu juga Kak Zia punya uang sebanyak itu untuk study tour. Tapi sudahlah. Akan kuminta pada kak Zia.
 *****
 
         "Apa?? 250.000? Dari mana kita dapat uang segitu banyak Silvi? Lagipula kan tidak wajib ikut. Bagi yang mau aja kan?" Respon Kak Zia begitu aku minta untuk ikut study tour sekolah.
        "Tapi kak, Aku mau ikut acara study tour itu. Pliiisss... kak. Udah lama aku gak ikut acara study tour sekolah. Terakhir waktu Bunda masih ada. Ayolah kak, aku mohon..." Pintaku sambil memohon-mohon pada Kak Zia.
        "Kita itu gak kayak dulu lagi Sivi!" Bentak Kak Zia. Aku tersentak. Baru kali ini Kak Zia membentakku. "Kamu gak mikir apa? Kita itu makan aja sekarang susah. Kalau kamu maksa buat ikut study tour itu, kita mau makan apa?" Lanjutnya.
        "Kak Zia jahat! Kakak kan tau aku gak suka dibentak? Lagian apa salahnya aku mau ikut study tour sekolah? Apa Kak Zia gak bisa menuhin keinginanku kali ini aja? Ya, aku tau sih kalau Kak Zia itu emang gak bisa diandalkan dan muna. Bilang aja kakak gak bisa menuhin permintaan aku karena kakak ngabisin uang kita iya kan?" Balasku.
        "PLAKK!!" Tamparan Kak Zia mendarat (?) dipipi kananku. "Jaga omongan kamu!! Kamu tau, kakak kerja keras buat kebutuhan hidup kamu dan Bayu tapi kamu malah nuduh kakak yang tidak-tidak?" Bentak Kak Zia lagi. Aku mulai menangis sambil memegangi pipiku yang terasa panas. Kak Zia yang sepertinya baru saja sadar habis menamparku langsung mendekatiku.
        "Aku benci Kak Zia!! AKU BENCI!!" Teriakku lalu berlari kekamarku dan Kak Zia. Bayu tidur di kamar 1 lagi.
        "Vi, buka pintunya Vi! Kakak minta maaf. Tadi kakak khilaf dan beneran tidak sadar telah nampar kamu!" Teriak Kak Zia dari luar kamar. Aku tidak bergeming dan tetap menangis. Kubiarkan Kak Zia terus mengetuk ointu kamar yang ku kunci. Akhirnya aku diam di kamar sampai besok pagi.
*****

        Sejak kejadian itu, aku dan Kak Zia tidak lagi bertegur sapa. Selain itu, Kak Zia juga jadi sering terlambat pulang. Bayu hanya bisa diam dan menunggu hubunganku dan Kak Zia membaik. Terkadang ia juga mengingatkanku untuk berbaikan. Hari ini Minggu, aku bermain di rumah Irva yang tak jauh dari rumahku. Saat aku masuk ke rumah Irva, aku melihat sosok yang sangat ku kenal.
        "Kak Zia?!" Kataku kaget melihat Kak Zia di rumah Irva. Apa yang di lakukan Kak Zia disini? Kalau bekerja juga Kak Zia menjadi kuli angkut di pasar atau menerima jasa cuci baju.
        "Silvi? Kamu ngapain di sini?" Tanya Kak Zia gugup.
        "Yang ada aku tanya kakak ngapain di rumah Irva?" Tanyaku. Irva hanya memasang tampang bingung.
        "Kok kamu gak tau sih? Kak Zia kan kerja dirmah aku. Katanya lagi ngumpulin uang buat study tour sekolah. Emang kamu gak diceritain?" Tanya Irva. "Enak ya punya kakak kayak Kak Zia yang selalu peduli sama adiknya. Dia rela loh kerja sampe malam biar bisa ngumpulin uang buat study tour kamu." Lanjutnya. Aku menatap Kak Zia yang sedang menunduk dengan pandangan tidak percaya.
        "Itu beneran kak?" Tanyaku. Kak Zia hanya diam. Aku langsung langsung berlari ke arah Kak Zia dan memeluknya. "Makasih kak! Kak Zia memang kakak yang terbaik. Maaf ya kak, Silvi sering egois dan gak mikirin keadaan kita sekarang." lanjutku. Kak Zia tersenyum dan membalas pelukanku.
        "Sama-sama dek. Maaf ya kakak pernah nampar kamu. Kakak beneran ngga sengaja nampar kamu. Kakak kebawa emosi." Kata Kak Zia.
        "Kak Zia memang kakak yang terhebat. Silvi sayang Kakak!" Kataku.

TAMAT
*****

Huh, akhirnya selesai juga cerpen ini. Gimana? bagus gak? Kalau nggak ya gak papa kalau iya ya Alhamdulillah. Maaf kalau ada banyak kekurangan dalam cerpen ini. Maaf juga kalau banyak typo-nya. Makasih bagi yang sudah baca postingan ini. Udah dulu deh ngantuk. Sampai ketemu di postingan berikutnya!!!

Rabu, 29 Januari 2014

Cerpen Kebahagiaanku

Hai!! Penulis amatir balik lagi dan kali ini bawa cerpen loh. Tapi kali ini ada sedikit unsur cinta-cintaan. Ya, karena gue kasian sama ini blog, yang tadi cuma gue posting curhatan gue. Nah sekarang, gue bikin cerpen yang juga gak panjang-panjang amat. Tapi yah emang gak ada ide sih jadi maaf aja kalau jelek atau gimana. Ya udah deh langsung aja, ENJOY...
*****
Kebahagiaanku

        "Raka, tebak deh. Kamu tau gak apa yang baru aja aku alami?" Tanya seorang gadis cantik yang duduk disebelahku. Aku yang sedang melihat keramaian di kantin saat istirahat pun segera mengalihkan pandanganku ke arahnya.
        "Ya gak tau lah Vis. Kan kamu belum kasih tau aku." Jawabku begitu tau kalau gadis itu adalah sahabatku dari kecil, Viska.
        "Iiiih... Raka gak seru deh. Maksud aku kamu tebak dong gitu. Tapi karena aku baik hati, aku kasih tau deh." Katanya lalu dia mengambil nafas dan menghembuskannya perlahan. "Tau gak? Tadi Fandy nembak aku loh!!" Lanjutnya semangat. Seketika nafasku tercekat dan hatiku terasa sangat sakit.
        "Wah serius? Kamu terima gak?" Tanyaku menyembunyikan yang kurasa saat ini.
        "Ya diterima dong Ka. Siapa juga yang gak mau sama bintang sekolah? Pintar, jago basket, jago gitar, cakep, ah pokoknya hampir sempurna lah." Jawab Viska dengan mata berbinar menceritakannya. Aku hanya tersenyum menanggapinya.
        "Viska!!" Panggil seseorang dari arah belakang. Kami menoleh. Ternyata itu Fandy. Dia menghampiri Viska. 
        "Hai Fandy! Udah selesai kumpul ekskul basketnya?" Tanya Viska sambil tersenyum dan mendekati Fandy. Huh, terasa terlupakan aku disini.
        "Udah kok. Ke taman sekolah yuk! Di sana bagus loh. Sayang jarang banget yang ke taman sekolah." Ajak Fandy. Viska mengangguk senang dan menatapku.
        "Ka, aku sama Fandy mau ke taman sekolah nih. Kamu mau ikut gak?" Tanyanya. Aku menggeleng. Kalau aku ikut, bisa jadi obat nyamuk mereka berdua nanti.
        "Gak deh. Kalian nikmati aja masa-masa baru jadian berdua. Eh iya, jangan lupa PJ-nya ya.Gue tunggu." Jawabku setengah gak ikhlas. Sakit juga mengatakannya.
        "Ya udah. Ka, gue sama Viska pergi dulu. Kalau mau cari di taman sekolah ya." Ujar Fandy lalu pergi bersama Viska meninggalkanku sendiri.
        "Huft... rasanya istirahat pertama gini jadi gak mood." Gumamku setelah Fandy dan Viska pergi. Oh iya, kenalkan namaku Raka David Presmanan. Aku merupakan siswa kelas 8-2 di SMP Citra Jaya (Ada gak? kalau ada pinjem nama ya...). Tadi itu adalah Viska Adinda. Sahabatku sejak kecil yang diam-diam aku suka. Sekarang dia sudah punya seorang bintang sekolah, Fandy Akbar. Kalau dibandingkan, aku dan dia memang jauh. jelas saja Viska lebih memilih Fandy. Tapi sudahlah, lagipula tidak ada yang bisa aku lakukan.

S

K

I

P

        Ini sudah 1 bulan sejak Viska dan Fandy jadian. Sekarang Viska jadi agak acuh. Aku tau, dia sudah milik Fandy, tapi apa iya harus jadi agak emh... cuek.  Awalnya sih Viska masih biasa saja. Tapi entah mengapa 1 minggu terakhir ia seperti agak menjauhiku. 1 lagi kebahagiaanku diambil. Yah, 2 minggu lalu, kakek dan nenekku meninggal karena kecelakaan mobil. Bus yang mereka tumpangi terjun ke jurang. Aku sangat sedih. Jelas, karena kedua orangtuaku sibuk bekerja, nenek dan kakek lah yang memberikanku kasih sayang.
        'Sudah 2 kebahagiaanku kau ambil Tuhan. Apa ada lagi kebahagiaanku yang mau kau ambil?' Batinku.
        Aku berjalan menyusuri terotoar. Pelajaran hari ini di tiadakan karena guru ada rapat mendadak. Seorang diri aku masuk diantara keramaian kota. Ya, sendiri. Biasanya jika ada kejadian seperti ini, aku akan pulang bersama Viska. Tapi hari ini, dia ingin ke toko buku bersama Fandy.
        Perlahan kubuka pintu pagar rumah yang bisa dibilang sangat mewah. Ya, rumahku. Orangtuaku memang sangat kaya karena mereka bekerja tanpa henti sampai melupakanku. Ku masuki rumah dan kulihat Ma,a dan Papa sedang bertengkar. Tak lama, Mama pergi ke kamar dan langsung pergi meninggalkan rumah.
        'Apa lagi ini Tuhan? Apa kau tidak puas mengambil nenek dan kakek? Membuat sahabatku tersayang menjauhiku? Sekarang apa lagi? Apa kau akan mengambil keharmonisan dan kebahagiaan keluargaku?' Batinku miris. Aku masuk ke kamar dan memandang langit lewat jendela kamarku yang cukup besar.
        "Tuhan, jika kau tak ingin membiarkanku bahagia disini, tolong beri petunjuk padaku dimanakah tempat aku bisa menemukan kebahagiaanku?" Do'aku sambil memejam mata di depan jendela.
TAMAT
  *****

Akhirnya selesai juga ni cerpen. Sumpah gaje banget. Makasih bagi yang udah mau baca. Maaf aja kalau ada kesalahan kata atau apapun kurangnya cerpen ini. Maaf juga kalau banyak typo-nya. Oh iya, ini cerpen asli karangan gue. Jadi kalau ada yang mengalami kisah sama, itu hanya kebetulan. Oke lah segini dulu postingan gue. Sampai ketemu di postingan selanjutnya.


       

Sehari Di Markas Keluarga Oma

Hai, gue balik lagi bawa lanjutan dari postingan keluarga Oma. Awalnya sih gue males mau nulis postingan tentang keluarga Oma. Tapi karena postingan ini tentang keluarga Oma, jadi gue harus ceritain biar yang baca gak pada bingung. Udah deh kebanyakan bacot. Gue langsung ceritain aja ya...
*****

Hari ini, gue sama Fira, Syifa, Naufal, Stefan dan Vita mau main ke rumah Rama atau yang biasa disebut 'Markas Keluarga Oma'. Yang punya rumah bilang sih dia kagak tau kenapa rumahnya bisa jadi Markas Keluarga Oma. Mungkin karena keluarga Oma sering ngumpul di rumah Rama kali ya? Pulang sekolah, gue dan keluarga Oma yang mau ke rumah Rama langsung nunggu angkot ke rumah Rama *Ya iyalah masa ke surga #abaikan*. 

Sampe di rumah Rama, gue bingung sendiri mau ngapain. Gue kan bawa notebook, eh notebook-nya malah dipake sama Oma (Fira) dan Naufal. Gue juga bawa HP tapi dimainin Syifa. Gue liatin yang lain sibuk sendiri. Rama asik main HP-nya, Stefan asyik main HP-nya sambil ngoceh sendiri, Vita mainin HP Fira karena gak bawa HP, Syifa mainin HP gue, Oma sama Naufal asik main betulin twitternya Naufal. Yang lain sibuk sendiri gue malah bingung mau ngapain.

Setelah lumayan lama kebosanan dan kegaringan (?) menguasai suasana, akhirnya gue inget kalau belom sholat Zuhur. Jadilah kita sholat berjamaah. Abis sholat, kita tuh liat Oma (Fira) kayak nangis gitu. Katanya sih karena ada temennya yang pindah ke thailand. Terus, si Fira nulis harapannya gitu di kertas. Eh, ada yang ngusulin buat bikin pesawat yang isinya harapan kita, abis itu kita terbangin bareng-bareng.

Setelah semua selesai bikin 2 buah pesawat kertas, kita tuh nunggu aba-aba buat nerbanginnya. Pesawat gue mah isinya aib beneran -_-. Yang pertama masih gak papa lah. Tapi kalau yang kedua dibuka, matilah aku. Lanjut, abis kita bilang 3, kita terbangin deh tuh pesawatnya. Pesawat pertama, yang terbang punya gue doang. Yang lain nyangkut di atap wkwkwk... terus pesawat kedua yang berhasil punya gue sama Naufal, sisanya nyangkut lagi. Ada yang jatuh di depan markas juga.

Pas jam 16.30, kita izin pulang ke Rama dan Mamanya. Kita pulang naik angkot lagi. Terus tuh ya, ada yang naik ibu-ibu bawa anak umurnya mungkin 14 atau 15 tahunan. Tapi anaknya kayak maaf nih emh... rada sakit jiwa gitu -_-V. Dia duduk di samping Syifa terus minta kenalan ma kita semua. Kenalan ma Stefan dan Naufal sih sekali. Tapi sama gue, Fira, dan Syifa berkali-kali (Vita udah turun pas anak itu masuk). Sampai di pertigaan masjid Al-Huda, kita mencar deh. Naufal udah turun sebelumnya, Fira naik 08 dan gue, Syifa, dan Stefan naik 09.

Jam 17.30 gue baru sampe rumah. Ckckck... tapi ini nih kabar mencengangkan akhirnya gue denger. Tau gak? Rama nemuin salah satu pesawat gue!! Aduh bisa malu banget kalau pada tau aib gue di pesawat kedua. Ya Allah, moga-moga itu pesawat pertama. Huh, kapok deh gue nulis-nulis sesuatu yang bener-bener aib tanpa ada pengawasan yang ketat #apabangetbahasanya. Ya udah deh, udah terlanjur dibaca mungkin sama Rama. Tapi serius gue harap bukan pesawat kedua.
*****

Gaje banget ya ini postingan? Ga penting? Emang sih gue juga akuin itu. Tapi ya karena belum ada ide buat cerpen/cerbung baru, jadi gue posting curhatan gue aja. Dari pada gue anggurin nih blog terus jadilah ini blog terlantar. Kan kasian blognya. Udah dulu deh. Maaf kalau ada yang salah ataupun gak suka sama postingan gue ini. Maafin juga kalau banyak miss typo-nya oke?

Keluarga Oma

Hai, gue balik lagi!! Kayaknya udah lama banget gak posting di blog ini. Oh iya, kali ini gue mau ngebahas tentang 'Keluarga Oma'. Sebenernya sih, gue males nyeritain soal ini. Tapi berhubung postingan selanjutnya tentang keluarga Oma, jadilah gue jelasin. Dari pada yang baca gak ngerti? Iya gak? Udah langsung aja...
*****

KELUARGA OMA
Sebenernya, gue kurang tau asal-usul keluarga Oma gimana. Berhubung gue juga bukan anggota keluarga Oma, jadi maklum saja info yang gue tau sedikit. Keluarga Oma itu semacam kelompok persahabatan di Svakagobna (Yang belum tau baca postingan yang sebelumnya ya...)  yang sering ngumpul dan ngobrol bareng. Eits... tapi jangan salah, ini bukan genk. Keluarga Oma gak ngelaranag kok kalau ada temen lain yang mau gabung ngobrol bareng. Keluarga Oma itu punya seorang 'Juru Bicara/Penasihat', itu gue. Nah, sekarang gue jelasin silsilah keluarga Oma.
1. D. Ayu
Ayu ini berperan sebagai Buyut yang perempuan (Apa sih namanya??) di keluarga Oma. Orangnya gokil, seru, dan baik. Sayangnya dia jarang ikut ngumpul bareng keluarga Oma.
 
2. Dava Ilham
Dava atau biasa dipanggil DI ini sebagai buyut laki-laki (Apaan namanya??) di keluarga Oma. Orangnya jail, seru, lucu juga. Sama kayak Ayu, dia juga jarang ngumpul bareng keluarga Oma.

3. Shafira Y. G.
Ini nih peranan utamanya. Fira di keluarga Oma itu jadi Oma-nya. Menurut gue sih, Fira itu tomboy, seru, kocak, Peduli sama orang lain, dan yang pasti baik. Fira itu yang suka pusing sendiri kalau anggota keluarga Oma lagi berantem. Kadang yang lain termasuk gue bantu mikir cara nyelesaiannya.

4. Agnes Anantasya
Agnes berperan jadi anak pertama Oma. Ini yang bikin bingung. Oma belom ada pasangan ceritanya udah punya turunan? Haha... ini cuma buat bercandaan kok. Oh iya, Agnes itu orangnya seru, gokil, baik, dan seneng banget jailin guru sama temen-temen.

5. Syifa N. A.
Syifa, anak kedua Oma dalam keluarga Oma ini. Syifa tuh kalau cerita ngebut dan gak pake tanda baca. Sering banget pake kata 'terus' dalam ceritanya. Pernah ditantangin gak boleh ngomong kata 'terus' eh dia ngomong lambat banget kayak siput. Sifatnya baik, periang kadang galau, lucu, dan suka lola.

6. Stefan P.
Sebagai anak ketiga Oma. Orangnya seru, lucu, kalo cerita kayak Syifa, dan agak tempramental. Dia nih sering pulang bareng gue. Sama Ayu juga. Mungkin karena satu arah kali ya?
 
7. Shahnaufal R. R. dan Chelsie T. O.
Naufal sama Chelsie ini perannya sebagai anaknya Agnes. Mereka ini beneran kayak adek kakak loh walaupun gak ada ikatan saudara. Mereka mirip sih >,<!! Naufal itu lucu, rada kayak cewek, seru, dan baik. Kalau Chelsie mah ratu galau 2013 jadi dia itu, tukang galau, lucu, dan terkenal juga di sekolah haha...
 
8. Sarah dan Shania
Sarah sama Shania ini ceritanya anaknya Syifa. Mereka ini kalau ngelawak berdua cocok banget. Kayak Stefan sama Naufal. Mereka sering banget jailin Oma. Hahaha... sifat mereka sama kayaknya. Periang, baik, kocak, dan jail.
 
9. P. Novitasari dan A. Pratama
Mereka berperan jadi anak angkatnya Stefan. Gue juga gak ngerti masalah ini. Vita kan cantik ya, kok ceritanya jadi anaknya Stefan -_-V (peace... ^^) Vita itu, lucu, seru, dan cantik. Rama, pinter, gokil, dan baik.
 
Ya kira-kira itulah asal-usul dan silsilah keluarga Oma. Kadang gue juga suka gak ngerti karena emang Keluarga Oma suka gak jelas. Tapi gue seneng banget bisa temenan sama mereka semua!! ^_^  

Sabtu, 25 Januari 2014

Cerpen Mengulang Waktu

Hai semua!! Gue balik lagi bawa cerpen lain nih. Kemarin temen-temen bilang cerpen-cerpen gue kepanjangan jadi pada males bacanya. Ya karena gue hobi baca, menurut gue sih segitu mah masih kurang panjang. Tapi gue hargain kritik mereka. Jadi sekarang gue bikin cerpen yang mungkin rada lebih pendek. Langsung aja...
 *****

Angin semilir berhembus menerpa wajahku. Melalui jendela yang sengaja tidak ku tutup. Sedikit demi sedikit, hujan mulai turun membasahi bumi. Alam seakan mengerti apa yang kurasakan saat ini. Ya, aku sedang bersedih. Menyesali perbuatanku dulu. Perbuatan yang membuatku selalu merasa bersalah.
         Namaku Rara. Aku berusia 14 tahun. Sudah 4 tahun berlalu sejak kejadian tersebut. Kejadian yang menyebabkan aku selalu merasa bersalah. Kejadian yang menjadikan aku seorang pemurung. Kejadian yang membuatku selalu melihat ke belakang. Pelahan air mataku menetes membasahi pipiku. Mengingat kejadian yang aku harap tidak pernah terjadi. Ku pandangi halaman demi halaman buku yang ada di genggamanku. Membaca setiap kata yang tertulis disana. Memutar kembali memori 4 tahun yang lalu.

FLASHBACK ON
           Aku hanya anak berumur 10 tahun yang belum mengerti banyak hal. Yang belum memiliki banyak pengalaman hidup. Yang masih mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarku. Ayahku merupakan pemilik perusahan swasta yang cukup besar di Indonesia. Aku memang beruntung. Tidak seperti temanku, Aya. Dia terlahir di keluarga yang pas-pasan. Aku tidak begitu senang dengannya. Aku selalu menjelek-jelekkannya walaupun dia selalu saja memperhatikanku dan selalu berusaha untuk berteman denganku.
            “Rara udah makan belum? Kalau belum makan sama aku yuk! Aku bawa nasi goreng nih. Rara mau?” Tawar Aya menghampiriku. Dia membuka kotak bekalnya. Aku hanya memandangnya sinis.
            “Maaf ya Ya, tapi aku gak biasa makan makanan murahan kayak gitu. Aku juga bawa pizza kok buat bekel. Aku mau makan sama Ghina aja deh.” Kataku lalu pergi meninggalkan Aya yang terlihat sedih. Walaupun begitu, Aya tetap tersenyum kepadaku.
            Saat pulang, aku melihat banyak orang yang sedang mengangkut barang-barang di rumahku. Disana juga terlihat Mama yang sedang menangis dan Papa yang menenangkannya. Aku hanya menatap bingung dan berjalan mendekati Mama dan Papa dan memberanikan diri untuk bertanya.
            “Ma, Pa, ada apa? Kenapa banyak orang yang ngangkut barang-barang kita?” Tanyaku. Mama dan Papa memandangku sedih.
            “Kita udah gak punya uang lagi sayang. Papa bangkrut dan rumah kita disita. Terpaksa, kita harus pindah ya sayang.” Kata Papa sambil mengelus kepalaku lembut. Mendengarnya, aku merasa sangat sedih. Papa bangkrut? Apa sekarang aku harus hidup sederhana seperti Aya?
           Aku hanya bisa menangis saat melihat barang-barangku dikeluarkan satu per satu. Mama dan Papa mengajakku ke rumah yang akan kami tempati sekarang. Sebuah kontrakan senderhanya yang jelas sangat jauh berbeda dengan rumah lama kami yang megah. Aku hanya mencoba tegar menghadapi semuanya.
          Esoknya, aku berangkat sekolah dengan berjalan kak diitemani dengan mendungnya langit. Jarak rumah baruku dengan sekolah tidak terlalu jauh. Ku langkahkan kaki memasuki kelasku. Semua sahabatku memandangku dengan sinis.
           “Ih, sekarang Rara jadi orang miskin kayak Aya. Gak pantes temenan sama kita-kita.” Ujar Ghina. Hatiku serasa dihunjam ribuan tombak mendengarnya.
           “Iya, berarti gak bisa lagi main sama kita-kita. Sekarang Rara sekeluarga kan jatuh miskin hahaha…” Killa menambahkan. Aku mulai menangis. Seperti inikah yang dirasakan Aya saat aku mengejeknya? Sakit. Sangat sakit mendengar orang yang kita anggap sahabat mengatakan hal-hal seperti itu pada kita.
           “Hahaha… maaf ya Ra, tapi kita gak bisa temenan lagi sama kamu. Kita gak pantes temenan sama orang miskin kayak kamu!!” Kata Yani. Cukup sudah, pertahananku runtuh. Aku berlari keluar sekolah dan berhenti di tengah jalan yang cukup ramai.
            “KENAPA HARUS AKU YANG MENGALAMI INI?? KENAPA?!” Teriakku sambil menangis. Seketika hujan turun dengan deras. Di tengah suara deru hujan, kudengar Aya memanggilku.
            “Rara, ngapain kamu disitu? Ayo sini nanti kamu bisa celaka!” Panggil Aya dari tepi jalan.
           “Gak! Aku gak mau! Kenapa harus keluargaku yang jatuh miskin? Kenapa?” Jawabku masih menangis. Dari arah kanan, kulihat ada semuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Aku memejamkan mataku. Apa ini akhir hidupku? Apa ini waktuku untuk pergi?
  Tiba-tiba, aku merasa ada yang mendorongku dari belakang. Aku terjatuh di tepi jalan. Kubuka mata, dan yang kulihat adalah tubuh Aya yang tergeletak bersimbah darah di tengah jalan. Mobil tadi sudah pergi entah kemana. Ku hampiri Aya dan menangis.
            “Aya, maafin aku yang selalu jahat sama kamu. Yang selalu ngatain kamu. Maaf Ya, aku bener-bener menyesal.” Kataku disela-sela tangisku.
            “Aku udah maafin Rara kok. Kar… na aku u… dah nganggep Rara sa… habat aku.” Jawab Aya sebelum akhirnya dia pergi untuk selamanya. Aku menangis diiringi hujan yang mengguyur bumi dengan derasnya. Aya pergi? Seorang sahabat yang tak kuanggap keberadaannya telah pergi? Mengapa kau ambil dia Tuhan?

FLASHBACK OFF
            Kuhapus air mata yang mengalir di pipiku. Teringat pesan Aya yang terdapat di halaman terakhir buku hariannya. ‘Aku janji akan buat Rara senang. Aku gak akan biarin Rara nangis. Karena Rara udah kuanggap seorang sahabat’. Itulah kata-kata yang tertulis di halaman terakhir buku yang kupegang. Ya, buku itu adalah buku harian Aya. Buku yang diberikan oleh Bunda Aya setelah pemakaman Aya selesai.
            Aku sangat menyesal atas kejadian itu. Andai saja aku bisa mengulang waktu, aku akan mencegah kejadian tersebut. Tak akan pernah aku menjelek-jelekkan Aya. Aku akan sangat beruntung memiliki sahabat seperti Aya. Tapi waktu tak bisa diulang kembali. Sahabatku telah pergi. Pergi untuk selamanya. Menyisakan sejuta penyesalan di dalam benakku. Walau kau telah tiada, segala yang kau lakukan untukku tak akan aku lupakan Aya.
TAMAT
*****
Gimana menurut kalian? Maaf ya kalau gaje, kependekan atau sebagainya. Maaf juga ya kalau banyak typo-nya. Kemarin pada komentar kalau kebanyakan typo. Ya udah lah maafkan aja kalau ada kekurangan dalam cerpen ini. Cerpen ini juga 100% karangan. Jadi kalau ada kesamaan nama, cerita, dan kejadian, itu gak sengaja (Kayak di sinetron aja). Segini dulu deh. Sampai ketemu di postingan selanjutnya :).

Jumat, 24 Januari 2014

Not The End Of Our Friendship

Hai gue balik lagi!! Awalnya sih gue mau ngepost cerita misteri yang pasti abal dan jelek banget kayak cerpen gue sebelumnya. Tapi berhubung gue lagi banyak masalah dan ngepost salah satu cara buat nenangin gue, kali ini gue bakal ngepost cerpen tentang masalah gue. Udah, kebanyakan entri kasian yang baca. Langsung...

*****

        Di kelas Svakagobna, ada para sahabat yang saling menyayangi dan melindungi. Mereka selalu saling melengkapi. Perbedaan yang ada tak membuat mereka jadi terpecah belah. Mereka adalah Fira, Rama, Dava, Ayu, Stefan, Agnes, Syifa, Vita, Shania, Sarah, Naufal dan Chelsie.

Pulang sekolah...
         "Hai semua!! Pada mau ke rumah gue gak? Bosen nih gue di rumah sendirian. Sekalian aja kita kerjain PR bareng-bareng. Gimana? Setuju gak?" Tanya Rama pada sahabat-sahabatnya.
        "Boleh deh. Gue juga males di rumah gak ada kerjaan." Jawab Fira sambil melepas topi yang dikenakannya.
        "Iya gue juga gak begitu ngerti sama PRnya. Siapa tau kalian pada ngerti." Balas Shania.
        "Cuma Fira sama Shania aja nih yang ikut?" Tanya Rama lagi.
        "Gue juga ikut deh." Sahut Stefan.
        "Gue ikut."
        "Gue juga!!"
        "Pasti ikut lah."
        "Ikut!!"
        "So pasti gue ikut!"
        "Gue ikut jugaaa!!"
        "Gue juga ikut!!
        "Kayaknya gue gak bisa ikut deh." Semua langsung menoleh kearah Ayu.
        "Kenapa Yu? Yang lain ikut semua loh." Kata Dava. Ayu menggeleng.
        "Gak papa sih. Sebenernya gue mau ikut tapi hari ini ada latihan. Jadi sorry ya gue gak bisa ikut. Lain kali mungkin." Jawab Ayu lalu pergi menyusul anak-anak paskib yang lainnya.
        "Si Ayu sekarang jadi jarang ngumpul ya?" Kata Chelsie.
        "Iya nih. Tapi mungkin dia sibuk soalnya bentar lagi ada semacam lomba paskibra gitu. Gue kurang ngerti sih." Jawab Naufal.
        "Ya udah, kalian pada jadi kan? Ayo deh pergi sekarang aja." Ajak Syifa. Yang lain mengangguk setuju.
        "Eh Ram, nanti gue pinjem HP yak? Gue belom ngabarin Mama gue soalnya," Pinta Agnes yang dijawab anggukan oleh Rama. Akhirnya mereka pergi menuju rumah Rama.

*****

Esoknya di sekolah...
        "Eh, gue bawa Handphone multimedia nih. Mau foto bareng gak?" Tanya Fira pada sahabat-sahabatnya sebelum bel masuk berbunyi.
        "Wah boleh tuh sebagai pengingat perhsahabatan kita." Jawab Vita. Akhirnya mereka bersiap untuk foto bersama.
        "Eh Nisa, bisa minta tolong fotoin kita gak?" Tanya Fira pada teman sekelasnya yang bernama Nisa.
        "Boleh kok. Sini HPnya." Jawab Nisa sambil mengambil HP yang ada di tangan Fira. "1... 2... 3... Cklik" Nisa memfoto mereka lalu memberikan HP itu pada pemiliknya dan mlanjutkan mengerjakan PRnya yang belum diisi semua.
        "Wah, bagus juga fotonya. Keren kok." Sahut Sarah begitu melihat fotonya. Yang lain ikut tersenyum senang.
        "Janji ya, apapun yang terjadi, kita akan tetap jadi sahabat. Seberat apapun masalah yang kita hadapin, jangan sampai persahabatan kita berakhir." Kata Rama.
        "Setuju!!!" Sorak yang lain. Tak lama, bel masuk berbunyi. Mereka segera duduk di tempat duduk masing-masing.

*****

Istirahat...
        "Temen-temen, Gue boleh cerita gak?" Tanya Syifa.
        "Boleh kok. emang Syifa mau cerita apa?" Tanya Stefan. Para sahabat itu pun duduk berkumpul di bangku Syifa dan Farah.
        "Eh? Pada mau ngapain disini? Gue ganggu ya?" Tanya Farah yang merasa  agak asing berada di tengah-tengah para sahabat itu.
        "Eh enggak kok. Udah sini aja. Kita cuma mau dengerin Syifa cerita kok." Jawab Chelsie. Akhirnya Farah ikut mendengarkan cerita Syifa.
        "Kalian tau kan pacar gue, si Randy itu?" Syifa memulai ceritanya. "Belakangan ini gue sama dia kurang komunikasi. Kalian semua tau kan kalau gue sama dia cuma ngandalin Facebook buat komunikasi? Gue takut banget kalau misalkan dia gak serius sama gue. Soalnya belakangan ini, kalau gue inbox dia, sekarang jarang di bales." Lanjut Syifa. Lama sudah Syifa menunggu untuk dapat saran dari sahabat-sahabatnya tapi gak ada satu pun yang mengeluarkan kata-kata. 
        "Syif, bukannya gue ngelarang lu pacaran sama si Randy, tapi gue agak khawatir sama lu. Masalahnya lu gak tau kan dia sebenernya gimana? Lu sama dia kan gak pernah ketemu cuma sekedar tau dari FB." Kata Fira akhirnya. "Gue cuma takut kalau ternyata dia itu ada maksud sendiri gitu yang mungkin bahayain lu. Ya abis lu kalau di tanya dia jawabnya jujur banget sih. Apa gak sebaiknya lu cari orang yang bener-bener lu kenal aja?" Lanjutnya.
        "Maaf nih gue ikut campur. Tapi bener yang di omongin Fira. Dia ngajak lu buat ketemu kan? Gimana kalau itu cuma sekedar jebakan. Gue gak mau deh lu jadi kayak yang di berita itu." Sahut Farah. Farah memang teman Syifa dari SD. Syifa juga sering cerita masalahnya ke Farah.
        "Ya gimana? Gue kan cinta banget sama dia. Gue gak mau putus sama dia." Jawab Syifa yang hampir nangis.
        "Aduh jangan nangis dong. Kita gak maksud ngelarang kamu buat pacaran sama  Randy, tapi kita ngasih saran aja biar kamu hati-hati gitu." Jelas Sarah. Tapi Syifa malah mulai menangis.
        "Gini aja deh, kamu mau kita bantu aja?" Tawar Shania.
        "Ya udah boleh. Gue minta tolong sama kalian yang punya FB. Tolong deh bantu Gue cari tau, Randy tuh serius apa enggak sama gue. Kalian jangan bilang temen gue. Pokoknya jelek-jelekin gue deh supaya dia bisa ngomong jujur." Kata Syifa. Yang lain hanya mengangguk.

*****

        Esoknya, masalah mulai menimpa para sahabat. Hari ini juga Vita gak masuk karena sakit. Paginya, saat Farah berjalan menuju bangkunya, dia melihat Syifa menunduk sambil memegangi Hpnya.
        "Pagi Syif!! Eh? Kenapa kok lu nangis?" Tanya Farah begitu tau kalau gadis yang duduk disebelahnya itu menangis sambil memandang HPnya. Para sahabat yang mendengarnya segera berkumpul di meja Syifa lagi.
        "Kenapa Syif? Kok nangis?" Tanya Agnes.
        "Kemarin, ada yang minta Randy buat jauhin gue ya?" Tanya Syifa.
        "Iya. Kemarin gue yang minta Randy jauhin lu. Emang kenapa? Bukannya lu yang mau ya?" Tanya Fira yang mulai merasa tak enak hati.
        "Maksud gu ebukan gitu. Maksudnya itu, kalian jelek-jelekin Syifa bair Randy jujur tentang apa yang dia rasain sama gue. Bukannya minta dia jauhin gue. Sekarang dia beneran jauhin gue. Bahkan inbox gue sama sekali gak dibales sama dia." Jawab Syifa masih menangis.
        "Gue salah ya? Sorry deh Syif. Gue gak tau. Lagian beneran deh, gue gak setuju lu pacaran sama dia. Bukan apa-apa, masalahnya lu belum kenal dia kan? Kita tuh takut lu malah sakit hati gara-gara dia." Kata Fira yang merasa bersalah.
        "Menurut gue, Fira gak sepenuhnya salah kok. Gue malah heran deh Syif. Kenapa lu bisa cinta sama dia? Padahal lu belum kenal sama dia dan hanya sekedar tau nama kan? Menurut gue lu tuh sekedar sayang sama dia bukan cinta. Lu sekedar anggep dia seru buat diajak ngobro. Inget loh Syif, sayang sama cinta itu beda." Nasihat Farah.
        "Far, katanya lu belum pernah jatuh cinta. Kok lu bisa tau begituan sih yang bahkan gue sendiri gak tau." Tanya Dava yang disetujui sahabat-sahabatnya. Oh iya, Farah itu emang gak pernah jatuh cinta. Cuma pernah sekedar suka doang sama cowok. Katanya sih karena cowok itu baik sama dia.
        "Hehe gue suka baca Novel yang di dalemnya ada kata-kata begitu. Gue kutip deh. Tapi beneran gue gak pernah jatuh cinta." Jawab Farah sambil nyengir.
        "Yeee... udah balik ke topik." Kata Rama, Shania, sama Sarah barengan.
        "Ya udah deh. Gue minta maaf kalau salah. Tapi beneran Gue gak tau kalau mau lu itu bukan dijauhin sama dia. Kalau ada yang bisa gue bantu buat bikin hubungan lu baik lagi, gue bakal bantu deh." Kata Fira.
        "Ya udah. Nanti gue SMS aja caranya." Jawab Syifa. Akhirnya para sahabat balik ke tempat duduk masing-masing karena bel telah berbunyi. Masalah itu pun belum selesai sepenuhnya.

*****

Istirahat pertama...
        "Nulis apa sih lu Ram?" Tanya Naufal sambil mengintip buku Rama yang baru saja selesai ditulis. Rama buru-buru menutup bukunya.
        "Enggak bukan apa-apa." Jawab Rama. Karena penasaran Naufal ngambil buku itu dan langsung berlari menghindari Rama yang kelihatan kesal.
        "Naufal LOVE Vita" Naufal membaca tulisan yang ada di buku itu. Tulisan Rama itu membuatnya agak kesal. "Apaan sih Ram? Kok lu nulis beginian?" Protes Naufal.
        "Udah ah. balikin buku gue." Kata Rama sambil coba ngambil bukunya. Tapi buku itu malah dilempar Naufal ke Stefan. 
        "Eh? Kok dikasih ke gue? Gue gak mau ikutan." Kata Stefan sambil melempar buku itu ke Naufal lagi. Akhirnya terjadi aksi lempar-lemparan buku Rama. Rama yang merasa kesal akhirnya memukul Stefan yang memegang bukunya sekarang.
        "Balikin gak buku gue!" Seru Rama marah.
        "Lu ngapain mukul gue? Yang mulai ngambil kan Naufal." Stefan yang tidak terima akhirnya memukul balik Rama. Mungkin karena terlalu keras, Rama jadi kaget dan menangis.
        "Gak perlu kenceng-kenceng juga kali Fan mukulnya." Ujar Rama sambil merebut bukunya dan berjalan ke arah bangkunya.
        "Rama kenapa?" Tanya Farah yang melihat Rama nangis. Akhirnya Fira nyeritain semuanya.
        "Oh.. jadi gitu. Naufal, ngapain coba lu ngambil buku Rama? Jadi berantem kan?" Kata Farah.
        "Ya, dia sih pake nulis "Naufal LOVE Vita" gue kan kesel" Jawab Naufal.
        "Stefan jug akenapa mukul Rama?" Farah nanya lagi.
        "Dia yang mulai." Balas Stefan.
        "Gini deh, kalian gak mau kan persahabatan kalian hancur gitu aja? Mendingan lu berdua minta maaf sama Rama." Usul Farah.
        "Tadi udah nyoba. Tapi Rama gak mau ngomong sama mereka berdua." Jawab Shania.
        "Ya udah, kalian coba aja minta maaf lagi sama dia kalau dia udah agak tenang." Ujar Farah. Stefan dan Naufal mengangguk.
        "Farah jadi juru bicara persahabatan kita aja kali ya?" Usul Oma. Yang lain hanya mengangguk setuju sedangkan Farah cuma angkat bahu aja tanda terserah.

*****

Esoknya...
        "Far, kita ada masalah lagi." Ujar Fira. Tadi saat Farah masuk kelas, Fira, Naufal, Shania, Sarah, Agnes sama Stefan langsung nyamperin.
        "Masalah apaan lagi?" Tanya Farah.
        "Jadi kan semalem pada ngobrol lewat Whats App di grup Sahabat, kita ngebahas tentang Chelsie yang ngecopas tweet Fira terus. Ya akhirnya si Stefan kayak nyindir gitu ke Chelsie. Eh sekarang Chelsie marah gimana dong?" Jelas Agnes.
        "Kok persahabatan kalian kayaknya banyak banget masalah ya? Hhh... gini deh saran gue sebagai juru bicara yang baik. Sebaiknya, kalian itu lebih terbuka aja jadi pada tau sebenernya gimana keadaan satu sama lain. Nanti gue kumpulin deh kalian semua. Terus, yang punya salah minta maaf ya. Sekalian kalian harus saling terbuka nanti." Usul Farah. Yang lainnya mengangguk. Farah langsung ngumpulin semua para sahabat. Abis itu, dia tinggalin buat ngerjain PR (Jahat amat yak gue?).
        "Buruan kalau mau ngomong!" Kata Rama kesal karena dari tadi diem semua.
        "Ya udah, Farah ngumpulin kita semua itu supaya kita saling terbuka. Gue duluan yang bakal ngejelasin. Gue minta maaf kalau perbuatan gue agak keterlaluan kalau lagi marah. Ya kalian harus tau kalau gue orangnya agak tempramental. Jadi tolong deh kalian ngertiin." Stefan mulai ngejelasin.
        "Gue juga minta maaf deh Syif. Gue tau gue salah. Tapi asal lu tau deh Syif, maksud gue itu murni mau bantuin lu. Beneran gak boong." Kata Fira.
        "Ram, gue minta maaf dulu udah jailin lu. Abis lu juga sih nulis gituan. Gue paling gak suka dipasang-pasangin gitu." Jelas Naufal.
        "Nah, Chels, kita minta maaf ya kalau selama ini sebagai sahabat kita kurang perhatian ke lu dan gak bisa bantuin masalah lu. Sekarang, gue harap kita semua bisa jadi kayak dulu lagi akur." Kata Agnes.
        "Gue juga minta maaf ya kalau misalnya beberapa hari belakangan gue jarang ngumpul sama kalian." Kata Ayu.
        "Gue juga minta maaf deh karena udah nulis-nulis gituan dan mulai mukul Stefan duluan." Ujar Rama.
        "Iya. Maafin gue ya karena suka ngecopas kata-kata Fira. Maksud gue bukan buat gantiin Fira kok. Cuma gue suka aja sama kata-kata Fira makanya gue copas. Maaf deh kalu ternyata itu salah." Chelsie ikut minta maaf.
        "Gue juga deh. Maaf ya gue egois dan gak ngertiin kalian. Gue gak dengerin saran kalian. Tapi gue juga gak suka sama keadaan kita yang pecah belah gini." Kata Syifa. Mereka semua tersenyum.
        "Jadi udah pada baikan nih?" Tanya Dava, Sarah, dan Shania. Yang lainnya  hanya mengangguk.
        "Jadi kita sahabatan lagi kan?" Tanya Vita.
        "PASTIII!!" Seru yang lain.
        Persahabatan itu pasti ada kalanya diterjang masalah. Kita harus saling pengertian dan saling memaafkan agar persahabatan kita bisa bertahan lama dan selalu indah. Sahabat, orang yang selalu ada buat kita. Ikut senang saat kita senang. Ikut bersedih saat kita bersedih. Jangan pernah sia-siakan sahabat yang kita punya. Karena sahabat merupakan salah satu anugerah terindah yang kita punya.

TAMAT
*****
Akhirnya selesai juga. Ini cerita nyata gue. Bedanya sama cerpen ini cuma 1. Di cerpen ini, masalahnya selesai. Tapi di kenyataan, masalah yang menimpa sahabat-sahabat gue belum selesai. Gue harap masalah ini cepat selesai. Amien~

Minggu, 19 Januari 2014

Ciri-Ciri Jatuh Cinta

Hai gue kembali membawa sesuatu yang mungkin ga penting buat kalian. Ya, gue tau barua aja tadi gue ngepost sesuatu yang ga guna dan sekarang mau ngpost lagi? Jawaban gue IYA! Mungkin yang ini SEDIKIT berguna bagi kalian yang belum pernah ngerasain jatuh cinta (kayak gue). Postingan gue kali ini akan membahas tentang ciri-ciri orang yang lagi jatuh cinta. Jadi misalkan kalian ngalamin apa yang akan gue tulis nanti, itu artinya MUNGKIN kalian udah jatuh cinta. Langsung aja deh.
*****

Ciri-Ciri Orang Jatuh Cinta

1. Wajah berubah merona 
Ya, yang ini pasti kalian udah tau kan? Biasanya kalau kita jatuh cinta, wajah kita akan merona bila dekat dengan orang yang dicintai. Ada yang penasaran kenapa begitu? Oke gue jelasin. Saat kita berada di dekat orang yang kita cintai, kemungkinan besar, sirkulasi darah ke wajah semakin cepat, sehingga darah banyak berkumpul di wajah dan wajah terasa panas. Akibatnya, wajah akan merona.

2. Jantung berdebar lebih cepat
Kalian juga pasti tau yang ini. Ini salah satu ciri yang paling populer. Menurut orang-orang yang sedang jatuh cinta, jantung mereka rasanya berdetak 2 kali lebih cepat dari biasanya apabila berada di dekat orang yang mereka cintai. Hal ini karena pengaruh adrenalin dan hormon lainnya, jantung jadi lebih cepat berdetak.

3. Rasanya ingin terus tersenyum
Haha... yang ini yang paling parah. Biasanya, kalau kita ada di dekat orang yang kita cintai, kita serasa terbang ke langit ke 7 yang menyebabkan kita ingin tersenyum terus. Parahnya gini, kalau ada orang yang liat bisa-bisa dikira orang gila. Yah, tapi itu memang benar. Kalau ada di dekat orang yang dicinta biasanya kita ingin terus tersenyum. Perasaan ingin terus tersenyum itu dihasilkan oleh dophamine, perasaan jadi lebih senang, sehingga ingin tersenyum terus.

4. Muncul keberanian
Ini sih yang paling jarang. Beberapa orang yang jatuh cinta akan lebih berani. Yah walaupun kebanyakan menjadi lebih gugup. Orang-orang yang menjadi lebih berani itu disebabkan oleh pembuluh darah diotak yang membesar, dan mengeluarkan zat untuk membantu mengatasi bahaya.

5. Jadi lebih cantik
Bagi beberapa wanita, mungkin jatuh cinta akan membuat mereka lebih cantik. Ini juga sih gue belum terlalu yakin juga. Tapi karena gue liat sendiri buktinya, yah gue tulis aja deh bagian ini. Oh iya Wanita jadi lebih cantik saat jatuh cinta dikarenakan sekresi hormon estrogen bertambah banyak, seorang wanita akan terlihat lebih kewanitaan dan cantik.
*****
Oh iya, selain ngejelasin ciri-ciri orang jatuh cinta, gue juga akan bagi info tentang orang yang ketahuan berbohong. Mungkin ini akan membantu kalian yang udah punya pasangan. Jadi kalian akan tahu kalau pasangan kalian berbohong.

1. Pupil mata melebar
Kalau sedang mencurigai pasanganmu, perhatikan matanya. Kalau sedang bicara dia lagi melihat kearah lain, mungkin saja dia sedang berbohong. Seseorang yang berbohong ada kecenderungan tidak bisa bertatapan mata ketika sedang bicara. Menggaruk atau menggosok mata menggunakan tangan juga termasuk 'Karakteristik Berbohong'. Tapi hati-hati! Tidak selalu semua tindakan ini menandakan orang tersebut berbohong. Kalau seseorang diberi pertanyaan yang sulit dijawab juga akan berpikir dulu dan melayangkan mata ke arah lain. Ini bukan berbohong kan?

2. Kalang kabut
Kalau seseorang tiba-tiba berbohong, tubuhnya pasti banyak bergerak. Misalnya, menutup muka dengan tangan atau menggosok mata dan hidung. Ini dilakukan karena orang itu takut kebohongannya ketahuan, jadi tanpa disadari oleh dirinya sendiri, dia melakukan gerakan itu. Berbicara melantur, mata berkedip-kedip, dan rambut dipegang-pegang. Lalu, selalu mengubah posisi tubuh, dan tidak bisa diam. Tubuhnya mendadak ingin cepat kabur karena takut ketahuan.

3. Keluar keringat dingin
Seseorang yang berbohong, pasti selalu takut ketahuan dan gemetaran. Detak jantung jadi lebih cepat dari biasanya, dan pernapasan juga lebih berat. Lalu, keluar keringat dingin, dan wajah memerah. Perubahan ini terjadi karena saraf simpatis menjadi lebih aktif. Ini juga bisa dijadikan pertanda kalau seseorang berbohong atau tidak.
*****

Nah, setelah gue bagi-bagi info tentang ciri-ciri orang jatuh cinta dan tanda-tanda orang yang berbohong, sekarang gue akan bagi-bagi info tentang cara agar kalian yang udah punya pacar, hubungannya bisa langgeng dan awet tahan lama. Yah kira-kira inilah tips-tips agar hubungan kalian bisa awet dan tahan lama:

1. Saling percaya
Bagi yang udah punya pacar, gue saranin lo dan pacar lo harus saling percaya. Kepercayaan itu sangat penting dalam suatu hubungan. Tanpa ada kepercayaan, gimana hubungan itu bisa berjalan baik? Benar kan?

2. Menjaga jarak dengan orang lain
Ini juga ga kalah penting dari yang diatas. Ya kalau yang ini sih tergantung pasangannya. Kalau tipe pasangan kalian cemburuan, gue saranin kalian jaga jarak sama ya mungkin cewek/cowok selain pacar dan keluarga kalian.

3. Jangan mudah percaya pada orang asing
Kalau yang ini sih urusannya sama PHO. Kalau ada yang ngasih ke kalian info yang mungkin bikin hubungan kalian bakal regang, jangan percaya dulu sebelum ada bukti. Mungkin aja ada orang yang sengaja mau ngancurin hubungan kalian. Makanya jangan pada gampang percaya.

4. Memilih pasangan yang tepat untuk menjalin hubungan
Nah ini yang paling penting. Mau sepercaya apapun kalian, mau jaga jarak sejauh apapun, juga tetep aja hubungan bakal cepet end kalau kita ga sama orang yang tepat, hubungan kalian akan cepet kandas. Misalnya sama playboy. Jangan berharap hubungan kalian dengan playboy akan tahan lama kecuali kalau playboynya udah tobat.

Nah kira-kira segitu dulu deh info yang gue kasih. Semoga kalian suka dan akan berguna.


Hanya Karena Sebuah Candaan

Hai all readers!! Gue tau mungkin baru beberapa jam lalu mungkin kurang gue ngepost sesuatu yang gak begitu penting dan sekarang gue mau ngepost lagi. Yah, postingan gue kali ini mungkin hanya sekedar curhatan gak jelas gue dan yang pasti gak penting banget buat kalian. Jadi ya kalau kalian tetep mau baca syukur kalau enggak ya udah nggak papa. Udah langsung aja ke curhatan gue.
*****

Kalian semua udah taukan gue sekolah dimana dari cerpen gue yang judulnya Svakagobna 7-1? Ya, gue sekolah di SMPN 4 Depok kelas 7-1. Jadi gini, gue tuh punya temen, namanya Stefan atau yang biasa gue panggil Stefie. Stefan itu salah satu anak cowok yang deket sama gue. Well, kalau jujur mah gue udah nganggep dia sahabat cowok gue selain Rafi, temen gue dari SD. Gue sering pulang bareng Stefan kalau ga dijemput. Biasanya sama Ayu juga. Karena sering pulang bareng itu lah gue deket sama dia.

Kalian tau whats app kan? Jadi ceritanya, kelas gue punya grup di whats app namanya Svakagobna 7-1. Gue sering banget lah debat berdua sama Stefan di grup itu. Nah, dari grup itu, ada lagi macem-macem grup yang dibuat sama temen-temen sekelas gue. Kalian inget Chelsie? Ratu galau di kelas gue? Jadi dia lagi ada masalah sama pacar barunya. Dia bercanda ngirim kata-kata "Aduh jadi kangen kak Fadhil (Mantan Chelsie) :'(" ke grup Svakagobna. Temenku dari SD Ayu, dia ngasih tau itu ke Zidan, pacar baru Chelsie. Walhasil, mereka berdua berantem dan Chelsie nyalahin Ayu. Yah, emang Chelsie yang salah sih karena ngirim kata-kata begitu dan Ayu ga tau kalau itu bercanda. Tapi Ayu juga salah sih. Kenapa juga dia harus ngasih tau ke Zidan? Lihat kan? Gara-gara bercanda, mereka bertiga berantem. Huft...

Well, itu baru masalah sahabat gue. Belum masalah gue sendiri. Jadi ceritanya, setelah Svakaobna 7-1, Chelsie bikin grup Radio Galau FM. Tapi karena berantem itu, dia keluar dan yang jadi admin itu gue. Ya wes gue masukin deh anak-anak sekelas yang punya Whats App.   Terus grup itu jadi tempat buka aib. Mereka pada ngirim foto yang sumpah gak nahan banget ekspresi mereka (Gue jadi ngakak sendiri ngingetnya). Jadilah Stefan ganti nama grupnya jadi Radio Gudang Aib FM. Namanya aneh ya? Haha gue juga mikir gitu. 

Abis sekitar 1-2 jam gue bercanda sama temen-temen di grupp itu, gue ada ide jail bercanda sih. Gue masukin nomor sepupu gue. Terus, sahabat gue Shafira nanya itu omor siapa. Gue ajak aja ke chatprib. Gue bilang aja itu gebetan Stefan. Maksud gue itu 100% bercanda gak ada niatan apa pun. Eh Shafira kasih tau ke Stefan dan Stefan marah-marah ke gue. Mending kalau marahnya pake bahasa normal. Masalahnya dia pake kata Sh*t lah F*ck lah dan macem-macem kata kotor dan kasar lainnya. Gue jelas marah lah. Bayangin aja, orang lain bercandain dia gitu dia gak marah. Kenapa ke gue harus marah sampe pake kata-kata kayak gitu? Adil gak sih? Gue tau gue yang salah gara-gara bercanda kayak gitu. Tapi kan gak harus sampe segitunya juga kan? Oke lah ini musim sensian dan orang jadi mudah tersinggung. Tapi harus pakai kata-kata kasar kayak gitu?

Gak lama, gue curhat ke Chelsie. Gue bilang akhirnya gue tau perasaan Chelsie waktu itu sama Zidan dan Ayu. Tapi bedanya, kalau Chelsie jadi marah sama Ayu, gu gak marah sama Shafira karena menurut gue ya Shafira gak salah-salah amat lah. Dia cuma terlibat dalam masalah gue sama Stefan. 1 hal lagi yang bikin gue gak enak. Gue bikin suasana grup Svakagobna jadi gak enak. Yah, Stefan ngajak ribut gue di grup. Karena gue yang juga emang lagi kesel banget sama Stefan akhirnya ngejawab semua yang dia kirim. Jadilah Shafira yang menegahi. Janjinya kalau kita ga berantem lagi, dibeliin magnum (Tawaran yang kurang menarik -_-). 

Well gue sih sebenernya mau aja baikan sama Stefan tapi 1 hal yang bikin gue ga mau baikan sekarang. Gue SAKIT HATI. Gimana nggak? Dia make kata-kata kotor terus kalimatnya itu ga ngenakin banget. Dia sih minta maaf tapi sumpah gue masih kesel banget ma kata-kata dia. Alasan dia minta maaf cuma 1 katanya "Krikk nih kalau gini terus". Hello, ga nyadar juga dia kalau kata-katanya nyakitin banget. Ckckck... udah deh sementara waktu gue mau marah dulu lah sama dia. Yang jelas sih ga bakal selamanya. Gue kan baik hati, ramah tamah, dan tidak sombong. Jadi gue bakal maafin dia sampe 1-2 jam kedepan (Gue marah kok main-main yak?). Haha gue tau gue salah. Tapi gue udah minta maaf dan itu ga di terima jadi sekarang dia minta maaf gak gue terima :p. Egois ya? Emang. Abis ngeselin banget dia marahnya pake kata-kata itu. Kayak gak ada kata-kata lain aja sih? Dan kalian tau? Masalah ini tuh hanya karena sebuah candaan. Huft... marahan cuma gara-gara candaan kayak anak kecil aja sih gue? Tapi nanti juga baikan sih. Ah udah deh. Keder gue mau jelasin apa lagi. Tapi yang jelas abis ngepost ini gue jadi lega banget : ).
*****

Hehe gaje ya? Ga guna ya? Emang. Dan gue tau curhatan gue diatas itu bener-bener opini gue doang. Ga tau juga si Stefan gimana. Udahlah yang jelas kejadian tadi bikin mood gue down banget! Huft... ya udah selesai dulu postingan kali ini. See you all again soon!!

Bintang dan Watak Anda

Hai gue balik lagi!! Gue tau ga penting banget ya. Baru juga tadi gue ngepost cerpen abal yang ga jelas banget alur ceritanya. Ya okelah tapi sekarang gue mau ngasih info tentang bintang dan watak kalian. Ga penting ya? Emang sih kayak ada yang percaya aja. Tapi ga tau nih gue iseng banget ngepost tentang ini. Jadi terserah kalian mau tetep baca atau ngibrit kemana tau. Okelah langsung aja...

*****

AQUARIUS
(20 Januari-18Februari)

Orang-orang yang memiliki bintang Aquarius biasanya mudah tersinggung karena perasaannya yang halus. Namun dalam mengambil keputusan sering tidak cermat sehingga terjadi penyesalan di kemudian hari. Aquarius juga kurang berani mandiri dan mudah putus asa. Walau begitu, dalam bergaul Aquarius pandai menyesuaikan diri sehingga memiliki banyak teman. Jika marah luar biasa. Tapi jika sudah sadar sering menyesal. Aquarius juga modis dalam berpakaian dan memiliki daya tarik yang kuat. Biasanya jodoh Aquarius dari kelahiran bintang Gemini, Pisces, dan Virgo.


PISCES
(19 Februari-20Maret)

Orang yang memiliki bintang Pisces biasanya suka mengalah tetapi agak pelit. Pisces sangat menyukai ketenangan dan kedamaian. Mereka juga berperasaan halus, oleh karena itu mereka mudah tersinggung. Pisces juga suka menolong dan berderma, pendiriannya kurang kuat dan sering pesimis. Jodoh Pisces biasanya dari kelahiran bintang Cancer, Leo, dan Scorpio.


ARIES
(21 Maret-19April)

Orang yang memiliki bintang Aries biasanya agak keras kepala dan suka hal-hal baru. Daya pikirnya luas dan selalu ingin tahu dan tidak takut rintangan. Aries merupakan orang yang periang. Mereka bercita-cita tinggi dan tidak suka menunda pekejaan. Mereka juga setia kawan. Biasanya Aries berjodoh dengan Capricornus, Gemini, dan Leo.
TAURUS
(20 April-20Mei)

 Taurus biasanya orang yang telaten, cermat, sabar, dan mudah menyesuaikan diri. Namun jika amarahnya memuncak tidak dapat dikendalikan. Taurus memiliki firasat yang kuat dan dapat membaca situasi di sekitarnya. Taurus juga pandai berhemat, tapi jika menginginkan sesuatu sedapat mungkin akan terpenuhi dan tidak ragu-ragu untuk membayar mahal. Taurus juga banyak yang pendiam. Mereka tidak suka diatur dan diperintah. Tidak mau menurut jika diperlakukan keras. Dalam pergaulan menyenangkan dan tidak senang mencampuri urusan orang lain. Setia pada keluarga tetapi sering murung tanpa sebab. Jodoh Taurus biasanya dari kelahiran Libra, Leo, Capricornus.

GEMINI
(21 Mei-21 Juni)

Gemini berjiwa sosial, terbuka untukmembantu dan bekerja sama dengan orang lain. Pendiriannya kurang konsisten. Gemini juga mudah bergaul tetapi sering mudah tersinggung. Gemini biasanya memiliki otak cerdas dan firasat yang tajam. Senang menolong dan membantu siapa saja yang membutuhkan. Gemini biasanya berjodoh dengan Aries, Taurus, dan Scorpio.

CANCER
(22 Juni-22 Juli)

Cancer biasanya memiliki perasaan amat halus, bercita rasa seni tinggi, dan senang menyendiri. Memiliki perasaan sayang dan cinta kasih yang amat tinggi dan biasanya termasuk kelompok penyayang binatang. Cancer juga tidak suka hidup berfoya-foya. Biasanya jodoh Cancer dari kelahiran Pisces, Aries, dan Scorpio.

 
LEO
(23 Juli-22Agustus)

Leo biasanya memiliki sifat jujur, berani, dan berterus terang. Sering mendapatkan kepercayaan orang lain. Sayangnya, Leo mudah naik darah tetapi sering juga amarahnya cepat mereda seperti tak pernah terjadi apa-apa. Leo biasanya tipe yang setia, hangat dan elegan. Leo juga termasuk penyabar dan juga sosok yang optimis sehingga sering berhasil dalam pekerjaan. Leo biasanya sering menipu dan berbohong untuk kepentingan dirinya sendiri. Jodoh Leo biasanya dari kelahiran Aries, Aquarius, Scorpio.
VIRGO
(23 Agustus-22 September)

Virgo biasanya bersifat kritis dan tidak mudah menerima informasi begitu saja dari orang lain. Penampilan dan pekerjaan selalu rapih, namun tidak suka menonjolkan diri. Firasat Virgo kuat, dan untuk menjawab keingintahuannya atas sesuatu, Virgo meneliti dengan cermat. Virgo juga termasuk orang yang keras kepala, namun jika ia berhutang budi akan selalu diingat untuk selamanya. Demikian pula sebaliknya. Sangat menyayangi keluarganya. Sayangnya Virgo senang mencampuri urusan orang lain dan cerewet. Senang berpakaian rapi. Jodoh Virgo biasanya dari kelahiran Capricornus, Taurus, dan Leo. 
 

LIBRA
(23 September-23 Oktober)

Libra biasanya mudah tersinggung. Perasaannya halus dan sukar ditebak. Jika mengambil keputusan dengan perhitungan yang masak. Libra juga biasanya termasuk orang yang takut berdiri sendiri dan senang menggantungkan diri pada orang lain. Libra biasanya gampang putus asa dalam menghadapi masalah. Dalam bergaul, Libra mudah menyesuaikan diri sehingga kawannya banyak.. Jodoh Libra biasanya dari kelahiran Pisces, Gemini, Virgo.


SCORPIO
(24 Oktober-21November)

Scorpio biasanya memiliki semangat yang kuat. Sifatnya yang aneh adalah kegemarannya merahasiakan sesuatu. Biasanya orang yang berbintang ini akan menjadi penjahat ulung (Ngeri amat yak? Tapi cuma ramalan gak harus dipercaya). Scorpio memiliki keuletan dalam menghadapi masalah hidup dan tantangan dengan ulet dan tabah. Scorpio juga memiliki pendirian yang kuat dan tidak mudah goyah. Senang apabila mendapatkan pujian. Jodoh Scorpio biasanya Gemini, Pisces, dan Scorpio.


SEGITARIUS
(22 November-21 Desember)

Segitarius biasanya memiliki sifat berani mengadu untung. Tidak memiliki tubuh yang kuat tetapi semangat yang tinggi dan keberanianlah yang Segetarius punya. Segetarius biasanya sangat menonjol kecerdasannya sehingga mudah menyerap sesuatu, rajin, dan cermat dalam bekerja. Jiwa sosialnya tinggi tapi  biasanya sering bersifat keras kepala dan sombong. Segetarius biasanya berjodoh dengan kelahiran dari Leo, Libra, dan Taurus.


CAPRICORNUS
(22 Desember-19 Januari)

Capricornus biasanya memiliki ketekunan dalam pekerjaannya, meski menghadapi rintangan. Orang berbintang Capricornus memang pantang mundur dan mudah menyerah. Capricornus biasanya tidak mudah percaya dengan omongan orang lain., dia harus membuktikannya sendiri. Jodoh Capricornus biasanya dari kelahiran bintang Virgo, Taurus dan Gemini.  

*****

Nah, akhirnya selesai juga postingan gue yang MUNGKIN sedikit bermanfaat buat yang baca blog gak jelas ini. Maaf ya kalau misalnya ada yang salah dari apa yang gue tulis. Oh iya, apa yang gue tulis diatas gak harus dipercaya kok. Lagi pula itu kan cuma ramalan yang belum tentu bener. Gue sendiri gak percaya sama yang begituan. Tapi ini cuma iseng aja. Terserahlah kalian mau percauya atau enggak. Udah deh segini dulu. Sampai ketemu di postingan gue berikutnya!!

Cerpen Kisah 5 Sahabat

Hai semua!!! Kali ini gue bawa cerpen gak mutu lagi. Kalau yang kemarin itu kisah nyata ditambah-tambahin, sekarang ini 100% karangan. Gue tau cerpen buatan gue abal banget tapi gue pengen banget ngepost ini cerpen. Jadi kalau jelek harap maklumi. Gue kan bukan penulis handal. Udah deh banyak bacot gue. Langsung aja...
*****
         Di SMP Bulan Bintang (Emang ada ya?? *abaikan), terdapat 5 sahabat. Mereka adalah Ovie, Yasmin, Adit, Lala, dan Randy. Mereka telah bersahabat sejak kecil. Ya, rumah mereka berdekatan jadi kemana-mana selalu bersama. Selain itu, takdir juga sepertinya sangat menginginkan mereka terus bersama. Sejak TK hingga sekarang kelas 2 SMP, mereka 1 sekolah bahkan sekelas. Mereka memiliki karakter yang berbeda-beda. Tapi itu yang membuat hubungan mereka makin erat. Mereka saling melengkapi 1 sama lain. Sungguh, persahabatan yang mereka jalin sangat indah. Inilah kisah persahabatan mereka....
  
          "Lala!! Ayo cepetan nanti telat nih." Omel Yasmin yang sudah lelah menunggu Lala. 3 sahabatnya yang lain hanya tersenyum kecil.
          "Iya iya bentar napa. Tadi kan adik aku nyembunyiin sepatuku makanya lama kan musti nyari dulu." Lala membela dirinya.
          "Ya udah buruan pakai sepatunya. Udah jam 06.40 nih. Gak mau telat kan?"  Ujar Randy. Lala hanya menggeleng dan bergegas mengambil sepedanya di garasi. 5 sahat itu segera mengayuh sepeda mereka menuju ke sekolah.         
          "Huft... untung aja pagarnya belum ditutup." Kata Ovie lega.
          "Iya. Gara-gara Lala lelet kayak siput nih..." Keluh Adit. Ovie, Yasmin, dan Randy hanya tertawa sedangkan Lala langsung ngambek.
          "Iiiihh... Adit jahat! Masa aku cantik begini disamain sama siput? Udah ah kesel lama-lama." Lala langsung berjalan ke kelas.
          "Jiah, ngambek dia. Udah yuk kita susulin." Ajak Yasmin yang diangguki oleh Ovie, Randy, dan Adit. Mereka berempat segera menuju ke kelas menyusul Lala yang sudah duluan.
          "La, jangan ngambek dong. Aku minta maaf deh..." Pinta Adit begitu sampai kelas dan melihat Lala masih cuek dan ngambek gara-gara dia.
          "Udah lah La, ga usah ngambek gitu. Tadikan cuma bercanda aja si Adit." Kata Ovie sambil duduk dibangkunya, di samping Lala.
          "Iya La, tadi aku cuma bercanda kok. Jangan ngambek ya! Please..." Pinta Adit lagi. Dia memasang tampang melasnya yang membuat Lala ingin tertawa.
          "Hahaha tampang kamu lucu banget Dit. Beneran kayak kucing minta dikasih makan. Haha... aku maafin kok. Lagian tadi juga aku cuma bercanda aja ngambeknya. Ga mungkin aku marah beneran sama sahabat-sahabat terbaik aku." Jawab Lala sambil mencubit pipi Adit yang sekarang cemberut.
          "Pipi aku bukan kue cubit tau. Lagian kalau mau nyubit pipi Yasmin aja tuh yang tembem kayak bakpau." Adit menunjuk Yasmin yang sedang menulis di buku harian yang selalu di bawanya. Yasmin langsung menutup pipinya dengan kedua tangan.
          "Yeee enak aja. Kalau mau nyubit pipi aku bayar dulu..." Ujar Yasmin. Keempat sahabatnya hanya tertawa saja. Tak lama, Bu Lis masuk ke kelas VIII-3.
          "Selamat pagi anak-anak!!" Sapa Bu Lis.
          "Pagi bu!" Jawab seluruh murid kelas VIII-3. Setelah itu, pelajaran Bahasa Indonesia pun dimulai. Dilanjutkan dengan pelajaran IPS oleh Pak Yana. Sampai akhirnya waktu istirahat tiba. (Maaf ya ga ceritain kegiatan belajarnya. Lagi males -_-V)
     
Istirahat...
          
          "Pak Yana tega banget sih ngasih tugas setumpuk gitu sama kita? Sampe 150 soal coba. Aku kan ga ngerti sama sekali." Keluh Randy. Dia memang nilai akademiknya paling rendah diantara mereka ber-5.
          "Iya. Ga tau apa kalau kita udah banyak tugas dari Bu Lis?" Tambah Yasmin. Lala hanya geleng-geleng kepala.
          "Kan Pak Yana kasih tugas banyak supaya kita belajar terus jadi anak pintar." Nasihat Lala.
          "Ya kamu kan pinter La. Wajar aja kamu ga protes. Toh kamu juga bisa ngerjain semuanya ya kan? Kalo kita kan ga ngerti La." Jawab Ovie yang disetujui oleh yang lain. Lala hanya cengar-cengir ga jelas.
          "Hehe... iya-iya jangan pada mojokin aku. Nanti pulang sekolah kita kerjain bareng aja mau ga?" Tawar Lala. Yang lain langsung tersenyum senang dan mengangguk.
          "Eh, ini kita ngobrol aja nanti waktu istirahatnya abis loh. Ke kantin yuk. Aku laper nih." Ajak Adit.
          "Dasar, makan aja yang dipikirin. Udah gendut Dit jangan ditambah lagi..." Ledek Randy. Lala, Yasmin, dan Ovie langsung tertawa.
          "Biarin gendut yang penting sehat. Lagian, makan itu kebutuhan penting buat kita tau. Kalau kalian ga mau juga ga papa. Aku bisa ke kantin sendiri" Adit membela diri dan langsung menuju kantin meninggalkan keempat sahabatnya yang saling pandang lalu menyusulnya.
          "Hey, ngambek nih ceritanya?" Goda Randy.
          "Dih enggak sih aku ga ngambek. Haha... akhirnya ikut ke kantin jug kan?" Tawa Adit.
          "Dikira kamu marah Dit. Ya udah ayo ke kantin." Ajak Ovie. Akhirnya mreka pergi ke kantin bersama,
          "Eh iya, nanti jadi ngerjain PR IPS bareng? Jadinya di rumah siapa?" Tanya Yasmin. Yang lain hanya mengangguk.
         "Jadi kok tapi belum tau mau di rumah siapa. Enaknya di rumah siapa?" Jawab+tanya Lala.
          "Hmm... Di rumah Ovie aja yuk! Rumah Ovie kan yang paling luas tuh. Lagian juga di rumah Ovie ga ada anak kecil jadi ga ganggu." Usul Randy. Ovie yang sedang meminum jus jeruk yang dipesannya langsung tersedak.
          "Uhukk uhukk..." Ovie batuk-batuk karna tersedak(-_-).
          "Aduh Vie, kamu kenapa sih? Aku salah ngomong ya? Maaf deh kalau aku salah ngomong." Kata Randy. Ovie menggeleng pelan.
          "Ga kok kamu gak salah ngomong Ran. Itu tadi ada anak kelas 7 yang lucu banget tingkahnya. Makanya aku tersedak soalnya nahan ketawa pas minum hehe..." Jawab Ovie sambil nyengir.
          "Oh kirain kenapa. Oh iya jadi gimana Vie, bisa kan kalau di rumah kamu?" Tanya Adit memastikan.
          'Aduh, gimana nih? Ga mungkin kalau di rumah nanti bisa ketauan temen-temen. Gimana nolaknya ya?' Batin Ovie.
          "Hey Vie, kok malah ngelamun? Gimana bisa ga?" Lala mengulangi pertanyaan Adit. Ovie langsung tersadar dari lamunannya.
          "Eh ga papa kok. Sorry ya ga bisa di rumah gue. Soalnya... soalnya lagi dibenerin kamar mandinya jadi berisik. Kan ga enak kalau belajar keadaannya berisik gitu." Jawab Ovie sedikit gugup. Tapi sepertinya empat sahabatnya itu tak begitu memperhatikan kegugupan Ovie dan mereka langsung percaya.
          "Oh gitu... kalau gitu di rumah Lala aja kalau gitu. Gimana La?" Usul Yasmin. Ovie bernafas lega karena 4 sahabatnya ini percaya akan alasannya.
          "Mmmm... Ya udah deh. Lagian kata Mama nanti Mama mau pergi ke rumah saudara di Bogor. Kalau gitu pasti si Fira (Adik Lala) mah diajak. Papa juga masih di Batam. Ya udah deh di rumahku aja." Lala menyetujui usul Yasmin. Akhirnya mereka sepakat akan menerjakan PR IPS di rumah Lala.
*****

          "La, yang ini jawabannya apaan sih? Keder nih soal ngejebak banget. Jawabannya kagak ada di buku La." Tanya Yasmin.
          "Ih Yasmin, ini tuh jawabannya di halaman 69. Kamu nyarinya gimana sih? Aku aja dapet jawabannya masa kamu enggak?" Kata Lala geregetan soalnya dari tadi Yasmin nanya terus.
          "Ya maaf La. Kan aku ga tau hehe... makasih ya!" Jawab Yasmin lalu kembali menekuni 150 soal IPS yang diberikan Pak Yana. Lala hanya geleng-geleng kepala lalu menoleh ke sahabatnya yang lain. Dilihatnya Randy yang sibuk dengan HP-nya karena udah pusing ngerjain soal setumpuk itu. Adit yang lagi sibuk sama soal-soal yang ada. Tapi pandangan Lala terhenti pada Ovie yang sedang melamun.
          "Huft... gimana ya sekarang keadaannya?" Gumam Ovie.
          "Vie, kamu kok ngelamun sih? Ngelamunin apaan? Itu udah selesai tugasnya?" Tanya Lala bertubi-tubi. yang lain langsung menghentikan aktifitasnya dan menatap mereka berdua.
         "Ga kok aku ga papa. Ini udah hampir selesai." Jawab Ovie sambil menekuni kembali soal-soal yang ada di hadapannya.         
          "Beneran? Dari tadi aku juga liatin kam..." Omongan Yasmin terpotong oleh bunyi HP Ovie.
          "Eh maaf sebentar ya." Ovie mengangkat telepon. "Halo... Iya... Lagi dirumah Lala ngerjain tugas. kenapa Ma?... Apa? Mama bercanda kan?... Oke aku kesana sekarang juga..." Kata Ovie via telepon dengan Mamanya.
          "Ada apa Vie?" Tanya Adit dan Randy bersamaan. Ovie hanya menggeleng dan membereskan barang-barangnya.
          "Ga ada apa-apa kok. Aku di suruh Mama pulang. Aku duluan ya temen-temen. Sampai ketemu besok di sekolah bye..." Pamit Ovie lalu pergi meninggalkan rumah Lala. Sahabat-sahabatnya hanya terheran-heran melihat tingkah Ovie yang tidak biasa ini.
          "Kok Ovie aneh banget ya? Kalian ngerasa ada yang beda ga sama Ovie?" Tanya Lala.
          "Iya. Dari tadi pagi aku juga udah ngerasa ada yang aneh sama Ovie. Tadi pas mau jemput kamu dia ngelamun terus. Seharian ini dia begitu. Bukan Ovie banget ini mah." Jawab Randy.
          "Apa Ovie lagi ada masalah ya?" Tanya Yasmin.
         "Ga tau juga sih. Udahlah nanti juga dia cerita kalau ada masalah. Ayo kita lanjutin." Kata Adit. Yang lain mengangguk setuju dan melanjutkan mengerjakan PR IPS itu.
*****

          "Ma, gimana keadaan Papa?" Tanya Ovie khawatir begitu sampai ke RS Kasih Bunda. Terlihat mama Ovie sedang menangis.
          "Ma... hiks... Mama ga tau Vie. Dok... ter lagi meriksa Papa hiks hiks..." Tangis Mama Ovie sambil memeluk anak semata wayangnya itu.
          "Gimana kejadiannya sih Ma?" Tanya Ovie sambil menenangkan mamanya.
         "Tadi Mama pergi sebentar ke dapur ngambil minum Papa untuk minum obat. Tapi pas Mama balik, Mama liat Papa di lantai sambil megangin dadanya. Mama panik, langsung aja mama minta Mang Oji (Supir keluarga Ovie) buat anter Mama dan Papa ke RS terdekat." Jelas Mama Ovie yang mulai tenang.
         "Ya udah sekarang Mama tenang ya. Kita berdo'a aja semoga Papa ga kenapa-napa ya Ma." Nasihat Ovie.
          "Iya sayang. Makasih ya kamu udah tenangin Mama. Oh iya, Ovie belum makan kan? Makan dulu yuk!" Ajak Mama Ovie. Ovie menggeleng lalu tersenyum.
          "Ga usah Ma. Ovie ga lapar. Ovie mau tunggu dokter keluar aja." Jawab Ovie. Mamanya tersenyum lalu membelai rambut panjang Ovie.
          "Ovie, kamu harus makan. Mama ga mau kamu sakit. Papa juga pasti ga mau kamu sakit. Ayo kita makan di kafe rumah sakit ini aja." Ajak Mama Ovie lagi.
          "Ya udah deh Ma." Jawab Ovie akhirnya. Mama Ovie dan Ovie makan di kafe rumah sakit sambil menunggu dokter selesai memeriksa Papa Ovie.
*****

          Sudah 1 minggu Papa Ovie dirawat di rumah sakit. Selama itu, Ovie jadi jarang berkumpul bersama sahabat-sahabatnya. Tiap pulang sekolah, Ovie langsung menjenguk Papanya di rumah sakit. Oleh karena itu, setiap diajak pulang bersama atau mengerjakan tugas bersama, Ovie pasti menolak. Ia juga tidak berangkat bersama teman-temannya lagi. Itu karena dia harus ke rumah sakit dulu sebelum ke sekolah untuk mengantarkan makanan untuk Mamanya. Walau Mama Ovie telah meminta Ovie untuk berhenti melakukan itu, Ovie bersikeras untuk tetap membawakan makanan untuk Mamanya. Tak jarang Ovie terlambat datang ke sekolah. Dia belum juga bercerita masalahnya dengan sahabat-sahabatnya.
          "Vie, Ovie!!" Panggil Randy saat pulang sekolah. Ovie menoleh.
          "Ada apa Randy?" Tanya Ovie sambil melihat Jam yang melingkar di tangan kirinya dengan wajah cemas.
          "Jadi gini Vie. Sejak 2 hari lalu kan adikku, Risa, sakit tifus dan dirawat di rumah sakit. Rencananya nanti yang lain mau jenguk. Kamu ikut kan?" Tawar Randy.
           "Sorry Ran, aku ga bisa. Aku ada urusan. Sekali lagi maaf ya. Aku titip salam aja deh buat Risa. Eh aku duluan ya!" Pamit Ovie lalu pergi meninggalkan Randy yang terlihat kecewa.
*****

          "Huh! Si Ovie keterlaluan ya. Emangnya kita ada salah apa sih sama dia? Kok kayaknya beberapa hari ini dia jauhin kita? Diajak jenguk Risa dia juga ga mua. Sebenernya dia kenapa sih? Apa dia udah ga mau sahabatan sama kita lagi?" Omel Yasmin pada entah siapa begitu sampai RS Kasih Bunda, tempat Risa dirawat.
          "Udahlah Yas jangan marah-marah. Tadi Randy bilang dia ada urusan makanya ga bisa ikut." Jelas Adit. Sebelum Yasmin menjawab, Lala memotongnya.
          "Eh? Itu bukannya Oviee ya? Ngapain dia disini?" Tanya Lala sambil menunjuk Ovie yang sedang menelpon dengan wajah cemas.
          "Iya itu Ovie. Samperin yuk." Ajak Randy. Yang lain mengangguk dan langsung berlalu menuju kearah Ovie.
         "Maaf pak. Saya mohon maaf sekali. Tapi Papa saya sedang sakit. Mohon maklumi itu." Terdengar suara Ovie meminta maaf pada orang yang diteleponnya.
         "Sakit? Papa kamu sakit Vie?" Tanya Yasmin tiba-tiba. Ovie yang terkejut langsung mematikan teleponnya.
          "Kalian ngapain disini?" Tanya Ovie panik.
          "Jawab pertanyaan kita. Papa kamu sakit? Sejak kapan?" Tanya Lala mengulang pertanyaan Yasmin.
          "Hhh... Iya Papa aku sakit sejak 2 minggu lalu. Penyakit jantungnya kambuh. Sorry aku ga kasih tau kalian. Aku ga mau buat kalian repot aja." Jawab Ovie. Dia menunduk. Takut sahabat-sahabatnya marah. Tapi ternyata tidak. Mereka malah memeluk Ovie.
          "Ya ampun Vie. Kenapa kamu ga cerita? Kita ga ngerasa direpotin kali. Kita kan sahabat kamu. Lain kali kalau ada masalah kamu cerita ya?" Pesan Adit sambil melepas pelukannya.
          "Iya. Makasih ya. Kalian memang sahabat terbaik aku!" Ujar Ovie sambil memeluk keempat sahabatnya.

TAMAT
 *****

          Gimana? Jelek ya? Hehe maaf ya soalnya kan gue penulis amatir. Kepanjangan juga ya? Abis keasikan ngetik jadi lupa kalau nih cerpen udah panjang banget. Ya kurang dan jeleknya nih cerpen mohon maklumi aja ya. Sekali lagi terima kasih bagi yang mau baca cerpen abal ini. Udah deh segini dulu. Capek gue ngetiknya.